Pages

Pages

24.9.15

Pengkayaan Ragam Batik Kontemporer Nasional melalui Inovasi G-Code CNC dalam mendukung Industri Batik Cap Pekalongan - Bag.3

CNC Milling Machine melalui pendekatan Design Row Material Image yang dikonversi kedalam bahasa dasar pemrograman CNC untuk penciptaan “produk batik kontemporer”  bernuansa budaya lokal khusus pembuatan canting cap batik innovatif (CCB). CCB ini merupakan pengembangan canting cap batik tradisional yang proses pembuatannya dikerjakan secara manual.  Dari aspek ekonomi, industri batik terus menjadi primadona bagi perkembangan industri kreatif di Indonesia. Penjualan batik meningkat dari Rp 2,9 triliun pada 2006 menjadi Rp 3,9 triliun pada 2010 (BPS Indonesia, 2010). Nilai ekspor batik melonjak 56% dari USD16,3 juta pada 2006 menjadi USD 22,3 juta pada 2010. Pemerintah menyatakan nilai ekspor batik mencapai US$60 juta atau sekitar Rp 536 miliar.  Negara tujuan utama adalah Amerika Serikat. Pengakuan UNESCO atas batik telah memantapkan posisi industri fashion indonesia di mata dunia internasional, dan hal ini mulai memicu desain batik dengan lahirnya model batik kontenporer yang beraliran lebih modern (tanpa pakem) dan juga melalui pendekatan proses berupa cetak (printing).  

Pemkot Pekalongan melalui  Diskominfo sebagai agen Pemerintah yang bertanggung jawab mengembangkan Sistem Inovasi Daerah dan perluasan jaringan inovasi berbagai potensi untuk produk dan jasa yang berbasis ICT, termasuk innovasi pengembangan batik. Jenis batik yang sangat diminati pasar adalah batik cap, namun persoalan yang muncul adalah batik tradisonal cap kalah bersaing dengan produk teksil bermotif batik kontenporer yang memiliki variasi lebih beragam dengan harga lebih murah yang berasal dari kompetitor asing. Kondisi saat ini proses produksi batik cap masih menggunakan canting cap batik (CCB). CCB selama ini dibuat dengan membentuk bahan tembaga dan kayu sesuai motif dengan cara manual yang memerlukan waktu yang lama dan variasi model yang terbatas (merujuk pakem). Terobosan inovatif diperlukan untuk proses pembuatan CCB guna menekan biaya, pengkayaan ragam motif, dan mengembangkan batik kontemporer berbasis budaya lokal. Arah program ini untuk mengembangkan Computer Numerical Control (CNC) Milling khusus pembuatan CCB, yang kompetitif dengan indikator waktu pembuatan singkat, harga murah, desain dan proses berbasis ICT. Penerapan teknologi ini merupakan terobosan pengembangan batik dan merupakan inovasi baru. Program hibah HI-LINK direncanakan tiga tahap untuk fasilitasi pembuatan CCB dengan innovasi baru guna meningkatkan keunggulan kompetitif batik nasional.Tahap I, pengembangan model CNC Milling untuk pembuatan CCB berkualitas dan murah. Tahap II, pengembangan ragam batik berbasis engineering software untuk memfasilitasi kebutuhan industri dengan variasi motif batik kontemporer berbasis budaya lokal memanfaatkan engineering software. Tahap III, melakukan pendekatan kolaboratif untuk meminimalkan ekses pasar dengan munculnya produk innovasi batik melalui peran Pemkot Pekalongan, melalui Diskominfo menjalankan inkubasi bisnis guna memberdayakan tennant baru.


...




Model tekstil dengan corak batik ini dikenal dengan batik printing. Keberadaan batik printing yang merupakan kompetitor utama pasar batik tradisonal (cap dan tulis), telah diproduksi oleh negara kompetitor asing dalam jumlah masal dan harga lebih murah, serta telah menjadi pemanin fasion (batik) di banyak negara, tidak Kebutuhan untuk survive dan dan penciptaan keunggulan kompetitif dalam era perdagangan bebas ini telah memunculkan suatu pemikiran pentinggnya suatu produk industri kreatif yang mensinergikan fokus fashion, kerajinan (craft) dan produk teknologi informasi. Ketiga fokus jenis industri kreatif tersebut  berkaitan dengan Pengabdian HI-LINK  telah tercakup dalam pengembangan sains terapan pada industri batik kontemporer melalui penggunaan CCB inovatif.