1.9.14

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi pada Pesantren Desa Ngrembel dan Unit Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya

Publikasi ini di relase oleh DIAN MAS. JURNAL INOVASI DAN APLIKASI IPTEKS
Forum Layanan Ipteks Kepada Masyarakat (FLIPMAS) DIAN MAS
PROPINSI JAWA TENGAH
Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi pada Pesantren Desa Ngrembel dan Unit Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya

Oleh: Iwan Hermawan
Program Pengabidan Masyarakat IBM - DIKTI 2011

Based on previous research, has published a conclusion that the boarding school at Desa Ngrembel, Gunung Pati has a role and a major influence on the development and improvement of the quality of the surrounding rural communities and provide a positive impact in the field of education, religion and socio-cultural and economic (Suratno Bejo, 2006). Desa Ngrembel has lots of potential economic and socio strong religious, many of the potential of economic units that can come along, but has not been well managed. Community service programs are trying to collaborate on potential economic unit in ngrembel and give stimulants to establish economic independence.

Kata Kunci : Gunung Pati, BCCT, Koperasi, Bio-Gas, Pemasaran Online




PENDAHULUAN
Kultur masayarakat pedesaan Gunung Pati sangat kental dengan kultur sosio-religi kehidupan pesantren dimana pondok pesantren tersebar hampir pada semua kelurahan yang ada. Kondisi dan model pendekatan di bidang pendidikan pondok pesantren di Gunung Pati sangat beragam, namun secara umum jenis pendidikan pesantren di daerah ini bersifat klasikal sebagai ciri pendidikan pesantren tradisional (Sorogan, Bandongan) dimana ada unit usaha mikro yang menopang kebutuhan operasionalnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah dipublikasikan suatu kesimpulan bahwa pesantren di Gunung Pati mempunyai peranan dan pengaruh besar terhadap pengembangan dan peningkatan mutu masyarakat desa di sekitarnya serta memberikan dampak positif dalam bidang pendidikan, agama dan sosial budaya dan ekonomi (Suratno Bejo, 2006).

Objek Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pesantren dan unit-unit ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel, Gunung Pati. Pesantren Ngembel berdiri sejak tahun 1996 pada area seluas 9000 m2 yang diperoleh dari wakaf dan hibah lainnya. Pondok Ngembel memiliki perkembangan pesat, seperti pengadaan sarana jalan transportasi dan gedung yang dibangun atas swadaya masyarakat di sekitar pesantren. Model Pendidikan yang dijalankan masih mendasarkan pada pendekatan pesantren tradisional : (1) Metode bandongan (2) Metode sorogan, (3) Metode mudzakaroh, (4) Metode takhasus (-- Lampiran 7: Glossary). Jenis santri pondok adalah santri mukim dan santri kalong; santri kalong merupakan santri yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap di pesantren untuk mengikuti pelajaran dipesantren, sehingga mereka cukup bolak-balik dari rumahnya sendiri (Dhofier, 1984:52).

...

Dengan demikian santri kalong dapat dikatakan sebagai murid pesantren yang keberadaannya masih dalam lingkungan pesantren. Hal ini ditempuh sebagai upaya untuk menjembatani keseimbangan kebutuhan religi dan kebutuhan ekonomi. Pada fase-fase diluar pendidikan pesantren, seorang santri menjalankan kegiatan ekonominya. Pada sisi kuantitas peserta didik, pesantren menampung lebih dari 120 peserta didik dari lingkungan masyarakat sekitar pesantren yang rata-rata tingkat ekonominya menengah kebawah (pengurus pondok tidak menetapkan biaya pendidikan bagi masyarakat tidak mampu). Namun dalam kontribusi kegiatan pada pesantren, masyarakat memberikan dukungan tenaga dan hasil bumi sebagai bentuk imbal balik atas peran pesantren dalam memberikan pendidikan pada masyarakat dan anak-anak mereka.

Bidang pendidikan dikembangkan dengan muatan keagamaan (akidah, syariah) namun di sisi lain, kurikulum yang ada sangat minim dalam menyerap perkembangan sains dan teknologi. Minimnya input sains dan teknologi mengakibatkan peserta didik kurang berkembang dalam metode berpikir dan cakrawala pemahaman mengenai fenomena sains diluar pendidikan syariah. Kondisi ini telah disadari oleh pengurus pesantren sehingga mulai melakukan kajian kurikulum bidang sains teknologi yang berakar dari potensi agribisnis pondok pesantren yang dimiliki. Potensi bidang produksi dan ekonomi pesantren memiliki aset berupa : a) sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun yang dimanfaatkan untuk keperluan air minum, pengairan perikanan dan pengairan sawah dengan teknologi sederhana b) kebun sayur yang hasil panennya dijual dan diolah seadanya c) kebun durian berbuah setahun sekali d) perikanan air tawar berupa ikan gurami dan patin, serta e) peternakan burung puyuh, kambing dan sapi yang memerlukan manajemen pemeliharan yang baik.

Peta potensi daerah Desa Ngrembel, Gunung Pati (lihat Gambar-1) dijumpai banyak petambak ikan air tawar (masyarakat di sekitar pesantren) yang kemudian berkembang menjadi daerah pemancingan yang banyak diakses masyarakat Semarang dan sekitarnya (seperti pemancingan Ngrembel Asri dan pemancingan Dewandaru). Namun, mahalnya pupuk cair organik menjadi kendala bagi pesantren mitra dan masyarakat desa Ngrembel, dimana pupuk cair harus di beli dan diluar kecamatan Gunung pati untuk melakukan pemupukan pada, empang, tanaman padi dan tanaman sayur hidroponik.

Produk dan potensi usaha pesantren dan masyarakat disekitarnya, sampai saat ini masih belum tersalurkan dalam pasar sasaran yang jelas. Potensi produk masyarakat di sekitar pesantren banyak dibeli oleh tengkulak dengan harga yang relatif rendah atau dijual secara konvensional di pasar. Model pemasaran seperti ini menyebabkan posisi tawar produk (hasil bumi UKM) unit usaha masyarakat di sekitar pesantren menjadi rendah. Pengurus pesantren, tokoh masyarakat dan pihak Kelurahan Desa Ngrembel menyadari akan perlunya wadah ekonomi mikro kerakyatan secara formal (lihat lampiran 3) dan memformulasikannya dalam manajemen produksi, administrasi untuk mendefinisikan pasar sasaran secara lebih luas dan mensolusikan kebutuhan sinergi unit ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel.

Deskripsi eksisting pesantren dan masyarakat di sekitar secara lebih jelas digambarkan dalam bagan kondisi eksisting pondok pesantren dan UKM masyarakat di sekitarnya.



Kluster permasalahan pesantren dan masyarakat di sekitarnya dapat diresume ke dalam empat pokok permasalahan sebagai berikut :
A. Materi dan Alat Bantu Ajar bidang Pendidikan Terbatas
Konsep pendidikan di Pesantren “Gubug Penceng Gunung Pati” adalah model bandongan dan sorogan (tradisional) dimana konsep kurikulum PAUD Kamila Insan Ngrembel adalah berbasis pola pembelajaran klasikal. Saat ini belum ada implementasi teknologi dan sains pada kurikulumnya karena keterbatasan SDM dalam perencanaan kurikulum sains modern, sehingga mengakibatkan cara berpikir siswa menjadi kurang berkembang. Alat bantu belajar konvensional berupa papan tulis, buku dan oral dalam proses belajar tidak efektif dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pola pembelajaran klasikal pada PAUD Islam Kamila Insan menerapkan model satu pengajar untuk lebih dari 30 siswa, padahal terdapat 120 siswa yang terbagi dalam tiga kelompok kelas yang hanya di batasi dengan sekat. Pada potensi daya tarik alamiah berupa lingkungan agribinis (seperti konsep bercocok tanam, menyemai dan memupuk) maupun sains alam lainnya dapat digali sebagai muatan kurikulum, namun hal ini belum tergarap oleh pengurus pesantren. Inovasi materi ajar bidang umum (lintas budaya, sains sosial dan teknologi) belum dikembangkan karena adanya keterbatasan sumber acuan dan referensi, sehingga pengembangan konsep kurikulum belum mampu mengintegrasikan muatan pokok syariah dan pemahaman ilmiah dalam suatu kurikulum baku PAUD.
B. Sosio-Ekonomi Masyarakat Kurang Memahami Konsep Usaha Bersama.
Karakteristik budaya lokal berupa tolong menolong, gotong royong (gugur gunung) masih kental dalam budaya masyarakat di sekitar pesantren. Sebaran mata pencaharian pesantren dan penduduk disekitarnya adalah berkebun (durian, sayur), bertani dan beternak, serta tersebar beberapa sentra wisata pancing air tawar di Desa Ngrembel (Gambar-1: Potret Potensi Daya Tarik Wilayah). Sebaran satuan ekonomi, usaha pesantren dan penduduk disekitarnya yang sangat potensial menjadi embrio desa wisata ini belum terakomodasi dalam suatu wadah ekonomi yang mampu mensolusikan kebutuhan ekonomi (simpan pinjam, penyediaan pupuk organik, pupuk urea, penjualan alat pertanian, penjualan durian dan penjualan hasil bumi). Rendahnya konsep pengembangan unit usaha dipicu oleh rendahnya pemahaman organisasi badan usaha pada pengelolaan sumber daya pendidikan dan ekonomi.

C. Potensi Sumber Alam dan Aset Produksi yang Cukup Belum Dibarengi Manajemen Produksi Berbasis Pemanfaatan Siklus Hidup Alamiah.
Pada bidang produksi, pesantren memiliki perkebunan durian yang berbuah hampir setahun sekali dan memiliki rasa yang khas, sedangkan pada bidang peternakan memiliki peternakan seperti sapi serta perikanan air tawar (gurami dan patin) yang dialiri air yang bersumber dari mata air di lokasi pesantren. Biaya operasional yang cukup besar seperti pupuk dan makanan ternak (kurang lebih satu juta rupiah/ bulan) membutuhkan pemikiran untuk menciptakan efisiensi sebagai upaya untuk menekan biaya operasional pesantren. Di sisi lain, kebutuhan energi dan efisiensi biaya produksi tersebut menuntut pemikiran adanya pemanfaatan limbah produksi ternak dan pertanian yang masih belum termanfaatkan secara maksimal. Secara umum permasalahan dalam penciptaan nilai tambah produksi dari pemanfaatan potensi alam dipicu oleh : a) Produk peternakan dan sayuran yang ada belum memiliki nilai tambah produksi b) Mahalnya biaya intensifikasi : pupuk organik untuk perikanan, perkebunan dan sayuran c) Limbah kotoran ternak (puyuh dan domba/ sapi ) belum memberikan nilai tambah yang signifikan baik bagi penyediaan pupuk organik maupun sumber energi.

D. Alur administrasi belum terekam dan pemasaran pada produk ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar lemah.

Pada bidang administrasi, kondisi keuangan pesantren masih dicatat secara manual, dimana tidak ada rekam jejak penggunaan sumber dana dan sumber daya kedalam kaidah kearsipan dan pembukuan yang baku. Tata kelola keuangan hanya sebatas mencatat pengeluaran dan penjualan operasional harian, sehingga kinerja keuangan tidak terukur. Pada sisi penjualan masih dikelola dengan pendekatan seadanya, belum terekam dalam detail item dan satuan barang yang telah terjual.

Pada sisi pemasaran produk pesantren dan hasil bumi masyarakat di sekitar masih terbatas pada pasar konvensional karena potensi yang ada belum terpublikasikan secara luas. Secara umum permasalahan rendahnya kebutuhan administrasi dan pemasaran ini dipicu oleh a) administrasi pendapatan dan biaya produksi (ternak dan sayuran) belum terformulakan dalam bentuk laporan keuangan yang terekam dengan baik. b) rendahnya posisi tawar pesantren mitra, petani maupun UKM di Desa Ngrembel karena keterbatasan akses pasar yang saat ini hanya sebatas pada pasar tradisional dan tengkulak

Keempat kluster permasalahan pesantren mitra dan masyarakat di sekitarnya, termasuk dengan unit ekonomi yang ada merupakan bentuk permasalahan yang harus di solusikan secara TUNTAS melalui pengabdian masyarakat IbM ini.

METODE PELAKSANAAN

Solusi yang ditawarkan dibangun dari kebutuhan permasalahan yang muncul merujuk pada integrasi potensi bidang pendidikan, produksi dan pemasaran sebagai atribut yang melekat pada objek IbM pesanten mitra. Solusi akan mengacu pada aspek teknologi yang mampu mengintegrasikan potensi dalam siklus hidup alamiah dan penerapan teknologi untuk menyelesaikan detail masalah yang ada pada objek IbM mitra (pesantren dan masyarakat di sekitarnya) secara terukur dan tuntas.

Pengembangan Solusi 1: PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS SAINS ALAM DAN TEKNOLOGI INFORMASI, hal ini untuk menyelesaikan masalah pertama berupa materi dan alat bantu ajar bidang pendidikan terbatas yang ditunjukkan dalam model permasalahan bidang pendidikan tersebut di atas. Solusi ini dibangun dengan melakukan migrasi pola pendidikan lama (metode klasikal) ke dalam pola baru (model BCCT). Pada sistem ini sangat perlu dipersiapkan prasarana pendukung berupa APE pada sentra yang dikembangkan (sentra imtaq, sentra alam, sentra persiapan, sentra ilmu pengetahuan dan teknologi). Desain sentra alam akan diadopsi dari konsep agribisnis yang dimiliki pesantren sebagai kekhasan pembelajaran pada PAUD, sementara sajian teknologi dikembangkan untuk memudahkan proses berpikir siswa. Desain aplikasi pada sentra iptek dikembangkan dengan melakukan re-desain luaran menjadi aplikasi interaktif untuk PAUD.
Penyelesaian Solusi 2 PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN UNIT USAHA MANDIRI BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN – KOPERASI USAHA, hal ini untuk menyelesaikan permasalahan kondisi sosio-ekonomi dan struktur pendidikan masyarakat yang kurang memahami konsep usaha kerakyatan formal sehingga menyebabkan rendahnya posisi tawar produk hasil bumi pesantren dan masyarakat sekitar. Pendirian unit usaha bersama (koperasi) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai manfaat (sinergi) antar unit ekonomi di masyarakat. Pendirian koperasi didukung dengan pendampingan pembukuan, perpajakan dan pemasaran produk. Tools bantu berupa set komputer berisi software penjualan, dimana user tinggal memasukkan pendapatan serta aliran pengeluaran sehingga rekam kinerja keuangan akan tersusun dalam tata kelola baku akuntasi (General Ledger). Pada unit usaha ini, juga didesain untuk memasarkan produk UKM melalui upload informasi pada desain cyber-marketing yang dikembangkan (Program 4 mall online) serta pemasaran luaran Program 3 berupa pupuk cair.

Penyelesaian Solusi 3 PEMBERDAYAAN LIMBAH TERNAK MENJADI BIO-ENERGI DAN PUPUK CAIR SERTA PENDAMPINGAN BIDANG MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK hal ini untuk menyelesaikan permasalahan potensi sumber alam dan aset yang ada, namun belum dibarengi manajemen produksi berbasis pemanfaatan limah alamiah. Proses pensolusian masalah dimulai dari pemanfaatan kotoran ternak dengan model bak penampungan, kemudian dialirkan pada degister reaktor bio gas pada model kapasitas 5m3. Luaran dari solusi ini berupa reaktor biogas serta pupuk organik cair dari sisa output reaktor bio-gas. Pemanfaatan kedua luaran bidang produksi tersebut merupakan bentuk dari efisiensi operasional pengeluaran keuangan berupa munculnya bahan bakar alternatif pada pesantren mitra, sehingga efisiensi keuangan pesantren ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produktifitas bidang produksi lainnya. Pada luaran ini pesantren mendukung pembuatan reaktor dengan menyediakan lahan seluas 60m2 senilai 20 juta rupiah bagi pengembangan degister bio-gas dan pupuk cair.

Pengembangan Solusi 4 RANCANG BANGUN APLIKASI PENJUALAN DAN PERLUASAN INFORMASI PASAR MELALUI MEDIA PEMASARAN ONLINE, hal ini untuk menyelesaikan masalah kedua berupa alur administrasi yang belum terekam dan pemasaran pada produk ekonomi pesantren serta hasil bumi masyarakat sekitar yang masih lemah. publikasi informasi serta katalog produk secara mandiri melalui sebuah portal layanan e-commerce yang dikembangkan tim pengabdian masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implentasi Program pengabdian masyarakat ini akan diukur indkator keberhasilannya dengan malihat aspek pendidikan, sosio ekonomi, produksi, serta aspek pemasaran produk-produk pesantren dan unit ekonomi masyarakat di sekitarnya.

D1. Bidang Pendidikan
Pelaksanaan (implentasi) dalam bidang Pendidikan dikembangkan dengan beberapa pemecahan permasalahan berkaitan dengan kurikulum, penyajian pengkayaan bahan ajar dan alat bantu pendidikan berupa APE (alat peraga edukatif). Kurikulum telah dikembangkan dari semula berbentuk klasikan dirubah menjadi bentuk BCCT. BCCT merupakan metode pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa dan mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan siswa. Metode pembelajaran baru ini dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) di Florida, USA dikenal dengan nama metode Beyond Center and Circle Time (BCCT). Dalam pendekatan BCCT proses pembelajaran diatur dalam bentuk kegiatan yang ditujukan agar siswa belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang ditransfer oleh guru. Pembelajaran berpusat pada siswa dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator. Sehingga otak siswa dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja [ Sumber rujukan definisi : http://penapendidikan.com/ ]. Siswa pada PAUD Kamila Insan (Pesantren Mitra) akan belajar memutari semua materi pembelajaran sentra, seperti yang ditawarkan pada tabel T-D2. Dalam aktivitas program ini kontribusi mitra IbM berupa dilibatkannya personil pengurus pendidikan dalam menyusun bersama konsep pengembangan kurikulum (syariah , sains dan TI) dalam kaidah model pembelajaran BCCT.
Implentasi dilapangan tim melakukan studi banding, merumuskan bersama kurikulum yang mengitegrasikan syariah, sains dan alam sehingga menjadi model pendidikan alam yang potensi untuk berkembang maju. Pengembangan bidang pendidikan juga dilakukan dengan pelakukan pelatihan –Holistik Interaktif yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang, dan Kerajaan Dongeng yang mana memberikan wawasan mengenai konsep pendidikan karakter melalui meodel dongeng pada PAUD. Pembekalan lainnya adalah model pencarian bahan ajar dan pengkayaan alat peraga melalui media internet, dimana guru-guru PAUD di Desa Ngrembel diterangkan mengenai konsep algoritma pencarian melalui SEARCH ENGINE di Internet pada Portal-portal pendidikan Anak Usia Dini.
Outcome: bidang pendidikan berupa adanya capaian kompetensi pendukung diluar syariah (sains dan teknologi) pada peserta didik, munculnya referensi alternatif sebagai kajian pustaka melalui pemanfaatan (perpustakaan digital, wikipedia) di internet serta tercapainya pemahaman yang lebih efektif dalam proses belajar mengajar. Dampak Luaran Bidang Pendidikan : berupa munculnya kreativitas ajar dan pengembangan kurikulum pada pengurus dan pengelola pondok pesantren guna menciptakan kemandirian bidang pendididikan secara inovatif sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi.

D2. Bidang Sosio Ekonomi
Pengembangan bidang ini meliputi konsep pemberdayaan satuan-satuan porduksi masyarakat di desa ngrembel untuk diwadahai dalam usaha bersama berupa pendiri komperasi, dimana pendirian koperasi telah didukung oleh masyarakat sekitar dan telah terbentuk draft, unit usaha, kepengurusananya, badan pengawas dan AD/ART.

Outcome: luaran dibidang sosio-ekonomi adalah munculnya kepercayaan diri dan penguatan posisi tawar pada konsumen bagi tercapainya taraf kesejahtraan ekonomi masyarakat dan pesantren. Dampak dari luaran bidang sosio-ekonomi, berupa munculnya kemandirian dalam bidang ekonomi kerakyatan (koperasi) pada pesantren dan masyarakat disekitarnya dalam suatu satuan unit ekonomi solid yang mampu menjadi wadah usaha komersial untuk mensolusikan kebutuhan bidang ekonomi (pertanian, peternakan, niaga).

D3. Bidang Adminsitrasi dan Publikasi Online

Bidang Adminsitrasi dan Pemasaran Online dikembangkan dengan membuat perangkat lunak adminsitrasi bagi koperasi serta mengembangkan potensi ekonomi pedesaan dengan menggunakan cyber-marketing. Dimana masyarakat memiliki telah account dan dapat mempubikasikan potensi ekonomi di desa ngrembel dalam model e-commerce tersebut. “Web Site ini merupakan model i-mall dimana masyarakat dan satuan ekonomi didesa ngremebel memiliki account pada website ini untuk mengembankan potensi desa sekaligus sebagai media publikasi mengeneai usaha mereka; pendidikan pesantren, koperasi pesantren, produksi pupuk padat dan pupuk cair, potensi usaha tahu sutra, wirausaha wisata kuliner durian gunung pati, taman rekreasi dan wisata pancing, usaha pembuatan batu bata dan usaha konveksi.

Dimana semua icon yang dijumpai ini nantinya akan menjadi sinergi kewilayaan potensi masyarakat Desa Ngrembel”. Sustain : Website dalam kegiatan ini akan dikembangkan dengan rentang domain satu tahun, selanjutnya akan dipelihara/ update oleh koperasi desa ngrembel dari luaran pengabdian ini.


Gambar 5. Desain Solusi Bidang Administrasi dan Pemasaran

Outcome program ini : berupa terselenggaranya penataan bidang administrasi, pemasaran serta terukurnya kinerja unit usaha ekonomi pesantren bagi terbentuknya pasar baru pada produk yang dihasilkan pesantren dan unit ekonomi masyarakat sekitar. Dampak yang dihasilkan dari luaran bidang administrasi dan pemasaran adalah pesantren akan mampu membuka pasar-pasar baru untuk menjual potensi ekonomi dan pendidikan berbasis pada tata kelola pemasaran dan tertib administrasi.

D4. Bidang Produksi

Pelaksanaan bidang produksi dikembangkan dengan pemuatan Digister Bio-Gas untuk menciptakanan efisiensi bahan bakar (Gas) dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak yang dimiliki pondok pesantren. Pembuatan digister bekerjasama dengan dinas peternakan Kota Ungaran, yang lokasinya berdekatan dengan Objek Mitra IBM yang mana dalam pengembangnnya telah dilakukan penerapan ipteks dari digister bio-gas dengan indikator yang terukur.



Gambar 5. Pemasangan Instalasi Digister Bio-Gas

Hasil dari bidng produksi telah dapat dirasakan dimana mitra dapat memasak untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan tungku kompor yang bahan bakarnya diperoleh dari Bio-Gas kotoran ternak. Pada sisi lain agar limbah cair dari biogas dapat diolah, maka tim penabdian masyarakat juga telah melakukan pelatihan “Pembuatan Pupuk Cair” yang mana nantinya produk dari pupuk cair tersebut dimanfaatkan komperasi untuk dijual kembali.
Outcome: berupa terciptanya alternatif pendapatan baru dari nilai tambah produksi ternak melalui pemanfaatan teknologi konversi energi. Dampak dari luaran bidang produksi adalah munculnya kemandirian bidang produksi melalui efisiensi energi dan pengembangan desain produksi berbasis konsep recycle dan reuse bidang produksi ternak dan pertanian pada pesantren. Dari rangkaian pemaparan analisis situasi dan pemasalahan yang muncul, maka dapat dirumuskan target luaran dan indikator keberhasilan kegiatan pengabdian IbM sebagai berikut :


KESIMPULAN

Dari paparan implentasi kegiatan di atas, maka dapat dikatakan bahawa pada akhir kegitatan pelaksanaan program memiliki nilai manfaat strategis dalam bidang PENDIDIKAN, SOSIO-EKONOMI, PRODUKSI DAN PEMASARAN pada semua aktifitas masyarakat di Desa Ngrembel, sehingga pengabdian ini memberikan damapak pada semakin kuatnya kemandirian ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel. Serta permasalahhan yang muncul dalam analisis situasi telah tuntas diselesakian dalam Program Pengabdian Masyarakat ini.

Pada setiap awal pelaksanan program, proses dan selesainya kegiatan dilakukan koordinasi tim bersama dengan pesantren agar tercipta suatu produk teknologi terapan yang benar-benar dapat dimanfaatkan bagi pengembangan mitra UKM/ pesantren . Sedangkan pada akhir pelaksanaan program , tim dengan pesantren tetap melakukan kerjasama terutama dalam pendampingan bidang pendidikan umpan balik kurikulum baru (BCCT), dan pengoptimalan pasar sasaran (updating web site) dalam kapasitasnya technical support sebagai upaya menggali dinamika pasar dari produk yang berkembang. Salah satu indikator capaian akhir dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpublikasinya model dan pendekatan dalam setiap aspek pengabdian dalam artikel ilmiah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada DIKTI selaku penyelenggaran program pengabdian masyarakat dengan skim IbM, UP2M Polines selalu pengelola kegiatan pengabdian masyarakat yang membantu memberikan kontrol dan arahan bagi tercapainya tujuan pengabdian ini dan FLIPMAS Dianmas Jateng selalu penerbit artikel ilmiah, Mitra Pesantren dan UKM Desa Ngrembel yang turut terlibat dalam proses penyelesaian luaran kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sampaian satu persatu.
PUSTAKA
Ash-Shabbagh, Jafar,1992.Islam Menyongsong Era Iptek. Surabaya:Risalah Gusti.
Boyd, Walker, Larrache, 2002. ”Manajemen Pemasaran” Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Dhofier,Zamakhsyari, 1984 .Tradisi Pesantren .Jakarta: LP3ES
Eko Indrajit, Ricardus. 2003. ”Internet dan Dunia Maya, Ekonomi Digital”. Cetakan Kedua, Edisi Kedua. Elex media Komputindo: Jakarta
Gozali, Buhri 2000. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV Prasasti.
Mas’ud, Abdurrahman.2002. Sejarah dan Budaya Pesantren.Semarang: Pustaka Pelajar Offset
Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi. Perkebunan Indonesia, Bogor
Jateng Promo. “PAD Kota Semarang”. Direktori Jateng Promo Situs: http://promojateng-bikk.com Akses, Tanggal : 21 April 2010. Jam: 20.00 wib
Koehler, Wallace (1999) "Digital libraries and World Wide Web sites and page persistence." Inf Research, akses: http://informationr.net/ir/4-4/paper60.html. 5 April 2010, Jam: 21.00 wib
Maksum,H, 1999.Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya.Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
___“ Mengajar dengan Sentra dan Lingkaran, BCCT, http://www.penapendidikan.com/tag/bcct. Akses , Tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00 wib

Rista Apriana. (electronic journal, 2008). Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. http://www.paud.depdiknas.go.id/index.php Akses: tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00
Site jateng directori, Akses: http://informationr.net Tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00 wib
Suratno Bejo 2006. “ Peranan Pondok Pesantren Al Asror Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang” Digilab. Universitas Negeri Semarang
Sri wahyuni, 2002. BIOGAS. Cetakan ke dua, Depok : Penebar Swadaya
Widodo, T.W, Asari, A., Nurhasanah,A. and Rahmarestia,E. 2006. Biogas Technology Development for Small Scale Cattle Farm Level in Indonesia. International Seminar on Development in Biofuel Production and Biomass Technology. Jakarta, February 21-22, 2006 (Non-Presentation Paper).
Qomar Mujamil. 2005. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.


Link PDF Scribd File






KLIK UNTUK MEMPERBESAR
POSTER IBM 2011




Newer Prev Home